Rabu, 16 November 2022

ARTIKEL PEMINATAN

 Peran K-pop terhadap Siswa Masa Kini dan Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Pendahuluan

 A. Latar Belakang 
    Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi juga berkembang dengan pesat akibat adanya arus globalisasi. Globalisasi adalah proses kebudayaan yang mendunia, sehingga mengakibatkan interaksi antara negara-negara di dunia menjadi semakin terbuka dan bebas tanpa ada batasan. Hal ini menyebabkan banyak budaya asing yang masuk ke dalam negeri secara cepat dan berkembang dengan pesat. Budaya yang saat ini sedang berkembang dan banyak digemari siswa di Indonesia adalah budaya Korean Wave atau Hallyu, salah satunya adalah musik K-pop. K-pop menjadi musik favorit di kalangan remaja karena memiliki keunikan dan ciri khas dengan musik beat dan tariannya yang enerjik. 
    Musik pop Korea pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang yang mempengaruhi unsur awal musik pop di Korea. Berbagai produk budaya Korea mulai dari drama, film, lagu, fashion, gaya hidup produk-produk industri mulai mewarnai kehidupan masyarakat di berbgai belahan dunia. Budaya Korea berkembang sangat pesat dan meluas serta diterima publik sampai menghasilkan sebuah fenomena demam Korean Wave atau Hallyu. 
    Dengan munculnya budaya K-pop di Indonesia, sikap fanatisme terhadap Idol K-pop juga semakin besar dan meningkat. Siswa menjadi terdorong untuk melakukan imitasi atau meniru kebudayaan Korea dan meniru sesuatu yang berkaitan dengan bias Idol K-pop mereka. Bias adalah seseorang yang dijadikan idola dari suatu boyband atau girlband K-pop. Perilaku imitasi atau meniru adalah salah suatu pembelajaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk dapat menyesuaikan tingkah lakunnya sesuai dengan fenomena sosial yang ada. 
    Berkembangnya K-pop di Indonesia mengakibatkan siswa menjadi memiliki perubahan perilaku dan perubahan gaya hidup. mereka menjadi konsumtif dan hedonis. Siswa sering membeli merchandise yang berkaitan dengan Idol K-pop atau biasnya. Selain itu, siswa juga mengikuti dunia entertainment Korea, mereka juga memilih fashion ala Korea dan mempelajari tulisan Hangul Korea. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pergeseran budaya dan siswa menjadi lebih mencintai budaya K-pop daripada budayanya sendiri.
 B. Rumusan Masalah : 
    1. Bagaimana peran dan dampak budaya K-pop terhadap siswa pada masa kini? 
    2. Apa dampak positif dan negatif K-pop bagi siswa? 
C. Tujuan Penulisan 
Tujuan penulisan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peran dan dampak positif maupun negatif budaya K-pop terhadap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2. Metode

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan data yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata, menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan studi literature dari media internet dan dengan metode wawancara dengan narasumber. Peneliti ingin mendeskripsikan atau menjelaskan peran dan dampak positif maupun negatif K-pop terhadap siswa pada masa kini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis isi, yaitu dengan melakukan analisis secara langsung terhadap artikel jurnal dan sumber dari media internet.
    Sumber data penelitian ini adalah dari artikel jurnal yang membahas tentang budaya K-pop dan informasi dari media internet tentang K-pop dan hasil wawancara dari narasumber. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan studi literature dari media internet dan wawancara dengan narasumber.

3. Hasil dan Pembahasan

    Munculnya demam korea yang sering disebut dengan Koren Wave atau Hallyu memiliki 3 macam, salah satunya adalah musik K-pop. Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global diseluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia, yang secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea Selatan. Musik K-pop yang ada tidak hanya dari boyband atau girlband tetapi juga ada artis solois. Konsep yang digunakan dalam K-pop juga sangat berbeda dan unik dengan musik di Negara lain. Berkembangnya musik K-pop di kalangan remaja tentu saja sangat berperan bagi remaja di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat berdampak bagi perkembangan siswa. Sesuai dengan judul artikel, yaitu “Peran K-pop terhadap Siswa Masa Kini dan Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari” maka akan dibahas apa saja peran dan dampak K-pop terhadap siswa di masa kini.
    Peran K-pop terhadap siswa sangat besar, dengan adanya media internet siswa menjadi lebih cepat dan aktif dalam mendapatkan informasi. Seperti pada saat ini, siswa mengerti tentang musik Kpop melalui media sosial seperti instagram, twitter, facebook, youtube, vlive, dan aplikasi lainnya. Siswa menjadi aktif dalam mencari informasi tentang K-pop di media sosial dan hal ini dapat menyebabkan kecanduan sehingga siswa akan mencari lebih banyak lagi informasi yang berkaitan dengan K-pop karena informasinya sangat luas. 
    K-pop membawa dampak positif, yaitu sebagai media hiburan siswa untuk pelepas penat setelah sekolah seharian penuh. Siswa memiliki kewajiban untuk belajar, tetapi refreshing otak sangat diperlukan bagi siswa karena jika siswa terus dipaksa untuk belajar dapat menyebabkan stress, depresi, sakit dan gangguan kesehatan lainnya. Dengan mendengarkan musik atau melihat MV dari idol K-pop dapat meningkatkan semangat siswa sehingga siswa mendapatkan energinya lagi setelah pulang sekolah. Seperti yang dikatakan Maya siswa kelas 11 SMA “Setiap hari saya selalu streaming di youtube melihat konser BTS, EXO, NCT dan melihat MV dari lagu mereka, selain itu saya juga follow akun instagramnya baik yang asli maupun fanpage jadi saya bisa tahu dan melihat perkembangan bias saya dan hal ini dapat menjadi moodbooster saya dalam menjalani hari-hari.” 
    Selain itu, siswa juga dapat terinspirasi dari sosok idol K-pop dan menjadikan mereka sebagai teladan atau panutan. Alasan mereka menjadikan sebagai sosok yang menginspirasi adalah karena kegigihannya, perjuangannya saat ikut audisi dan trainee, latihan yang keras sampai menjadi idol Kpop yang sangat besar dan terkenal. Trainee adalah pelatihan bagi idol yang akan debut. Bahkan banyak idol K-pop yang sakit dan depresi karena terlalu keras dalam berlatih untuk mempersiapkan debutnya. Debut adalah waktu pertama kali idol K-pop muncul di dunia entertainment.
    Lagu-lagu yang diciptakan oleh idol K-pop juga dapat dijadikan sebagai semangat, motivasi dan inspirasi di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, tempo lagu-lagu K-pop juga up-beat dan enerjik sehingga dengan mendengarnya saja sudah dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar dan membawa kesenangan tersendiri bagi siswa K-popers. Seperti yang dikatakan oleh Rani siswa kelas 11 SMA bahwa ia suka mendengarkan lagu-lagu K-pop karena dengan mendengarkan lagu-lagu K-pop yang ceria ia juga menjadi ceria, tetapi jika mendengarkan lagu yang sedih ia juga ikut sedih seperti dalam lagu yang didengar. Rani juga mengatakan bahwa ia sangat suka lagu BTS yang berjudul Answer karena dalam lagu tersebut mengajarkan tentang “how to love myself” dan ia juga menyukai lagu Epiphany karena terdapat lirik “Im the one I should love in this world” yang mengajarkan bahwa ia harus mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain.
    Siswa dapat terinspirasi dari idol K-pop atas perjuangannya yang tidak mudah, mereka belajar tentang proses dalam mewujudkan cita-cita melalui idolnya. Menjadi artis atau idol di Korea harus melalui proses seleksi agar diterima di suatu agensi suatu management, setelah lolos seleksi mereka harus tinggal di asrama, mengikuti program trainee, sambil tetap bersekolah, tidak jarang mereka juga harus melakukan kerja sambilan untuk membiayai hidup mereka di asrama. Masa untuk trainee juga berbeda-beda antara satu idol dengan idol lainnya tergantung keputusan dari agensi untuk didebutkan. Oleh karena itu, salah satu alasan siswa senang dengan K-pop adalah karena idolnya benar-benar berjuang dan hal inilah dapat dijadikan siswa sebagai inspirasi dan motivasi dalam mengejar cita-cita.
    Dampak positif lainnya adalah menambaah wawasan siswa terhadap budaya Korea, dengan mengikuti informasi yang berkaitan dengan idolnya siswa menjadi mengerti dan lebih mengenal kebudayaan korea. Mereka juga mempelajari bahasa Korea dan tulisan Hangul Korea karena berkembangnya K-pop. Siswa sering menonton talkshow yang menampilkan idolnya, walaupun mereka menggunakan bahasa Korea yang tidak dimengerti oleh siswa, sehingga siswa terdorong untuk mempelajarinya agar mereka paham apa yang dibicarakan pada acara tersebut. Siswa juga mulai menerapkan dan menggunakan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari, contohnya seperti annyeong yang artinya halo, nee yang artinya baik, saranghae yang artinya saya cinta kamu, dan sebagainya.
    Dengan adanya K-pop siswa menjadi kurang tertarik untuk berpacaran karena mereka menganggap bias mereka seperti pacar mereka atau berhalusinasi tentang biasnya. “menurut saya Kpop mampu dijadikan sebagai pengalih perhatian saat saya sedang patah hati dan galau. Saat saya badmood hanya dengan menonton perfomance atau mendengarkan lagu K-pop saya sudah senang dan tidak badmood lagi.” kata Maya. Selain itu Nisrina juga mengatakan bahwa ia tidak masalah jika tidak memiliki pacar karena hanya dengan melihat bias atau idol K-pop ia mengaku sudah bahagia dan lupa dengan hal pacaran. Dengan adanya K-pop siswa dapat menambah teman dari berbagai daeah bahkan luar negeri melalui komunitas dan grup chat di media sosial dari fandom yang sama, fandom adalah nama penggemar dari idol K-pop misalnya seperti fandom BTS bernama Army, fandom EXO bernama EXO-L,fandom NCT bernama NCTzen.
    Siswa juga menjadi paham bagaimana kasus bullying di Korea karena belakangan ini banyak idol K-pop yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri akibat bullying dari haters. “saya jadi tahu bagaimana susahnya menjadi public figure dan tidak semua orang itu baik di dalam kehidupan, dan saya menjadi paham bahwa di Korea kasus bullying benar-benar serius dan mampu menyebabkan down bahkan sampai bunuh diri.” kata Wulan siswa kelas 11 SMA.
    Karena sikap rasa ingin tahu yang kuat, siswa juga sering mencari tahu tentang biasnya atau idolnya dalam segi apapun, contohnya seperti keluarganya, data dirinya, jadwal konser, jadwal fanmeeting, Vlive atau siaran langsung, dan sebagainya. Internet sangat berperan untuk melengkapi keingintahuan siswa yang lebih mengenai K-pop atau idolnya. Melalui situs-situs resmi perusahaan entertainment Korea, situs jejaring sosial, serta blog-blog mengenai Korea merupakan sarana paling mudah dan cepat menyebarnya Korean wave secara internasional. Beragamnya informasi yang disajikan internet mengenai Korean wave menjadikan siswa aktif dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
    Selain memiliki dampak positif, tentu saja K-pop juga memiliki dampak negatif antara lain dapat mengakibatkan siswa berperilaku imitasi atau meniru, seperti meniru gaya rambut, warna rambut, style fashion, make up, dan masih banyak lagi. Budaya asing juga memiliki hal yang kurang bahkan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, misalnya banyak wanita idol K-pop Korea yang berpakaian terbuka, hal ini tidak sesuai jika digunakan di Indonesia karena tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia dan menentang nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Seperti yang dikatakan Nastiti siswa kelas 12 SMA bahwa ia suka meniru make up Korean look yang natural dan flawless seperti jisoo Blackpink dan suka membeli style fashion Korea karena ingin terlihat sama dengan idolnya. Hal ini mampu mengakibatkan lunturnya budaya Indonesia karena siswa lebih senang dengan budaya Korea.
    K-pop menjadikan siswa boros, konsumtif, dan hedonis. Seringnya siswa mendengarkan lagu, menonton dan streaming performance, MV, drama, acara entertainment, talkshow tentang idol K-pop atau biasnya karena mereka senang tentu saja mengakibatkan siswa boros kuota, rela menghabiskan waktu demi biasnya seperti yang dikatakan Maya “jika sudah menonton K-pop suka lupa waktu dan tiba-tiba kuota habis jadi boros kuota dan boros uang.”
    Dampak lainnya, siswa juga boros dalam berbelanja merchandise K-pop, album, poster, photocard, boneka, dan hal lainnya yang berkaitan dengan idol K-popnya. Oleh karena itu, siswa menjadi memiliki gaya hidup yang konsumtif karena mereka rela membeli apapun yang berkaitan dengan idolnya. Seperti halnya Galuh mengatakan bahwa ia suka membeli merchandise K-pop, slogan dan album dari idolnya dengan harga yang mahal, harga satu album adalah Rp 850.000,00. Galuh sadar bahwa membeli merchandise dan album K-pop sangat menguras uang saku dan uang tabungannya, tetapi ia tetap melakukan karena senang. Siswa juga memiliki keinginan dan banyak siswa yang rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menonton konser idol-Kpop.
    Siswa juga memiliki keinginan untuk menonton konser, fansign dan melakukan fanmeeting dengan idolnya karena mereka ingin bertemu langsung dengan idolnya. Harga tiket konser K-pop yang paling murah sekitar Rp 1.500.000,00 ke atas tergantung artis yang menggelarnya. Berkembangnya Kpop di Indonesia juga mengakibatkan muncul banyaknya restoran Korea yang menjual makanan khas Korea seperti kimchi, tteokbokki, ramen, dan lain-lain.
    Siswa yang suka K-pop juga menjadi bucin (budak cinta), yaitu rela melakukan apapun demi biasnya seolah-olah mereka tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Siswa K-popers juga suka berhalusinasi menganggap biasnya adalah pacarnya, menganggap biasnya adalah jodoh di masa depan. Hal ini biasa dilakukan oleh siswa K-popers dan berdampak pada pola pikir dan tingkah laku siswa karena siswa menjadi seperti memiliki dunia sendiri dari halusinasinya. Siswa juga berubah menjadi individualisme saat mereka menjadi fangirl atau fanboy karena mereka asyik dengan dunianya sendiri.
    Seringnya siswa melakukan fangirl atau fanboy dengan menonton streaming MV atau menonton hal yang berkaitan dengan biasnya, siswa menjadi lupa waktu sehingga konsentrasi belajar siswa menurun karena terus berpikir tentang biasnya, tentang comeback dan sebagainya. Comeback berarti grup idol kembali merilis sebuah lagu atau album, siswa menjadi malas belajar jika sudah asyik dengan dunia K-pop. Siswa menjadi kecanduan untuk menonton K-pop tentang biasnya dan jika tidak melakukannya satu hari saja mampu menyebabkan adanya perubahan dari siswa seperti mood yang menurun. Di dunia K-pop juga sering terjadi fanwar yaitu adanya perseteruan atau konflik antar fandom.
    Berkembangnya K-pop di Indonesia membawa pengaruh dalam dunia hiburan Indonesia, yang sebelumnya didominasi oleh band menjadi didominasi oleh boyband dan girlband contohnya seperti Sm*sh, Cherrybelle, 7icon, Coboy Junior dan sebagainya, selain itu banyak siswa yang melakukan dance cover dari idol boyband atau girlband kesukaannya dan mengunggahnya di media sosial hal ini dapat menyebabkn lunturnya budaya Indonesia, karena tarian daerah sudah jarang ditampilkan dan siswa lebih menyukai dance cover Korea seperti idolnya. Bahkan saat ini, banyak munculnya audisi dan perlombaan dance cover di Indonesia.

 4. Simpulan

    Budaya musik K-pop yang berkembang di Indonesia memiliki peran yang sangat besar di kalangan pelajar dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. K-pop membawa perubahan di masyarakat khususnya bagi siswa, seperti perubahan pola pikir dan tingkah laku dan K-pop memiliki dampak yang besar bagi siswa baik dari segi positif maupun negatif. Selain membawa dampak bagi siswa, Kpop juga membawa dampak di lingkungan siswa seperti adanya restoran Korea dan tarian dance cover K-pop yang mampu mengakibatkan lunturnya budaya Indonesia. Oleh karena itu, seharusnya kita mencintai budaya Indonesia dengan cara mencintai produk dalam negeri, mencintai musik Indonesia, dan melestarikan budaya Indonesia dengan mengeksistensikan dan mengaktualisasikan kebudayaan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Jika suka dengan K-pop seharusnya tidak berlebihan dan tidak bersikap fanatik yang berlebihan.

baca juga https://devysintayulianti.blogspot.com/2022/11/artikel-peminatan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsitektur Kesehatan Global

  Arsitektur Kesehatan Global Indonesia telah berhasil melewati pandemic Covid-19, menjadi momen yang tidak bisa dilupakan, dua tahun sudah ...